Informasi

Evolusi informasi


Dunia kini berada pada masa dimana informasi tidak ada habisnya. Kini kemampuan kita dalam mengakses informasi lebih besar daripada kemampuan kita memproses informasi. Semua orang dapat memberikan informasi pada siapapun dan dimanapun di dunia ini dengan mudah, melalui internet. Seiring dengan bertambahnya informasi yang begitu banyak dan akan semakin banyak, orang-orang mulai terjangkit apa yang disebut “kecemasan informasi.” Namun itu bisa diatasi dengan memiliki pengetahuan dan pelatihan mengenai informasi dan menggunakan kemampuan tersebut untuk mengurangi “kecemasan informasi.”

Pada awalnya, manusia juga saling mentransmisikan informasi. Hanya saja dengan keterbatasan seperti jarak, jumlah manusia, sifat manusia yang nomaden dan sebagainya, maka transmisi informasi yang terjadi masih terbatas dan biasanya lambat.

Ketika manusia memasuki masa bercocok tanam. Manusia mulai banyak yang menetap di suatu tempat. Makanan pun semakin banyak. Hal ini juga menyebabkan bertambahnya populasi manusia. Dengan ditinggalkannya pola hidup nomaden dan meningkatnya populasi manusia, proses transfer informasi pun semakin cepat. Manusia mulai merasakan perlunya untuk menyimpan informasi, seperti batasan geografi, hak, kepemilikan, dan sebagainya.

Kecepatan transfer informasi yang semakin cepat disebabkan karena manusia tinggal saling berdekatan dan tidak lagi tinggal secara nomaden. 

Kemudian kehidupan manusia masuk pada masa industri, dimana orang-orang tidak lagi berfokus pada bagaimana bercocok tanam dan berternak. Mulai muncul orang-orang dengan keahlian khusus membuat berbagai peralatan pendukung kehidupan. Banyak sekali orang yang beralih pada bidang manufaktur.

Perubahan ini juga mempengaruhi dunia informasi. Semakin banyak rekod-rekod yang tercipta dan tersimpan, seperti pengetahuan tentang cara pembuatan dan cara menggunakan alat. Semakin banyak orang yang belajar membaca. Dunia informasi pun semakin berubah dengan diciptakannya telegrap dan kereta. Karena dengan telegrap dan kereta, informasi dapat ditransfer dengan lebih cepat daripada sebelumnya, dan bisa menjangkau jarak yang sangat jauh. Sehingga banyak pabrik yang memiliki cabang di kota-kota lain.

Manusia mulai berhadapan dengan berbagai jenis media informasi seperti dokumen, buku dan sebagainya. Mereka pun mulai melakukan analisa dan menerapkan informasi yang ada di dalam dokumen. Tempat penyimpanan informasi pun semakin penting. Informasi semakin dibutuhkan.

Pada perkembangan selanjutnya, transfer informasi semakin mudah dilakukan dan semakin cepat. Penemuan-penemuan seperti televisi, radio, dan internet membuat dunia informasi semakin berkembang sehingga menyebabkan adanya ledakan informasi. Hal ini juga membuat munculnya pekerja yang tugasnya mengelola, menganalisa dan menginterpretasi informasi.

Karakteristik informasi


Informasi bisa dibedakan berdasarkan karakteristiknya, yaitu informasi faktual dan informasi analitikal. Informasi faktual adalah informasi yang tidak berubah, dimanapun, kapanpun dan berapa kalipun akan tetap sama. Misalnya 2 + 2 = 4. Penjumlahan tersebut akan tetap sama dimanapun kita berada, di Indonesia, Amerika, Cina, akan tetap sama. Sedangkan informasi analitikal adalah informasi yang merupakan interpretasi dari informasi faktual. Misalnya analisis atau kesimpulan dari suatu penelitian. Maka perbedaan antara informasi faktual dan analitikal adalah:

-   Informasi faktual: terdiri dari fakta, pendek, tidak memerlukan penjelasan, umumnya ditemukan pada sumber-sumber referen.
-   Informasi analitikal: merupakan hasil interpretasi atau analisis, biasanya dihasilkan oleh orang yang ahli, dan umumnya ditemukan pada buku atau artikel ilmiah.

Karakteristik informasi juga bisa dibedakan menjadi informasi yang bersifat subjektif dan objektif. Informasi yang bersifat subjektif biasanya dihasilkan oleh satu orang, sedangkan informasi yang bersifat objektif biasanya dihasilkan dari sintesa informasi yang berasa dari berbagai sumber informasi.

Asal informasi


Informasi umumnya berasal dari observasi atau pengalaman langsung. Informasi jenis ini bisa disebut juga dengan informasi primer. Orang atau alat (seperti buku harian, naskah dan sebagainya) yang mempunyai informasi primer disebut dengan sumber primer.

Tetapi informasi tidak hanya berasal dari sumber-sumber primer. Banyak sekali informasi yang berasal dari analisa, interpretasi dan reproduksi informasi primer ke dalam bentuk baru. Informasi ini disebut juga dengan informasi sekunder. Sedangkan informasi sekunder yang dikumpulkan, dianalisa dan sebagainya disebut dengan informasi tersier. Perbedaan antara primer, sekunder dan tersier adalah:
-    Primer: informasi dalam kondisi awalnya; belum dievaluasi dan diinterpretasikan; misalnya: buku harian, kuliah dari dosen, karya seni original, naskah dengan tulisan tangan, surat antara dua orang, dan sebagainya.
-    Sekunder: berasal dari sumber primer yang diinterpretasikan serta dievaluasi; berasal dari satu atau lebih sumber primer; contohnya: artikel kritik mengenai suatu karya seni, jurnal yang melaporkan mengenai suatu karya penelitian, biografi dari orang yang terkenal, dan sebagainya.
-  Tersier: berasal dari satu atau lebih sumber informasi; contohnya: ensiklopedia, katalog perpustakaan, dan sebagainya.

Bagaimana informasi disajikan?


Cara penyajian informasi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, antara lain: sasaran, kepentingan, penguasa, dan sebagainya. Kadang informasi yang sama bisa disajikan secara berbeda, tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Misalnya informasi mengenai demonstrasi mahasiswa. Media masa yang mendukung mahasiswa, maka akan memberikan fakta-fakta positif mengenai mahasiswa dan alasan mereka melakukan demonstrasi. Sedangkan media masa yang tidak mendukung mahasiswa, maka akan menyajikan fakta-fakta negatif tentang mahasiswa.

    Kualitas informasi


    Kualitas informasi dapat ditentukan oleh berbagai macam hal, antara lain: kebutuhan informasi, ketepatan informasi, evaluasi informasi, pencipta informasi, penyedia informasi, mengapa informasi tersebut disajikan, siapa sasarannya, dan kekinian.

    -    Sumber informasi
    Sumber informasi dan informasi yang dipilih akan bergantung pada kebutuhan informasi dari si pencari informasi. Oleh karena itu penting sekali sebelum melakukan pencarian informasi, mengetahui dengan jelas kebutuhan informasi kita. Misalnya jika kebutuhan kita adalah penelitian ilmiah, maka sebisa mungkin sumber informasi yang kita dapatkan adalah berasal dari jurnal ilmiah, buku atau pengamatan langsung. Berbeda dengan ibu rumah tangga yang membutuhkan resep masakan, maka tidak perlu mencari informasi pada jurnal ilmiah atau hasil penelitian.

    -    Ketepatan informasi
    Segalanya adalah informasi, tetapi tidak semua informasi tepat untuk segala macam kondisi. Misalnya seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas, mahasiswa tersebut lalu mencari informasi yang berkaitan dengan tugasnya. Dia menemukan berbagai sumber informasi seperti buku, artikel surat kabar, majalah, blog, wiki, jurnal ilmiah, situs berita, dan sebagainya. Tentunya untuk menemukan informasi yang tepat untuk dirinya, dia harus menyeleksi informasi dari sumber-sumber tersebut. Karena jika informasi yang didapatkannya kurang tepat, maka akan berakibat pada kualitas tugas yang dikerjakannya.

    -    Evaluasi informasi
    Saat kebutuhan informasi sudah cukup jelas dan informasi tersebut sudah kita dapatkan, maka penting sekali untuk kita mengevaluasinya. Melalui evaluasi tersebutlah, kita dapat mengetahui bagaimana kualitas informasi yang kita dapatkan. Kita bisa mengevaluasi kualitas dari sumber informasi, apakah informasi tersebut merupakan informasi primer, sekunder atau tersier.

    -    Pencipta informasi
    Siapakah pencipta informasi yang kita butuhkan? Apakah si pencipta informasi merupakan orang yang ahli di bidangnya? Misalnya jika kita mencari informasi mengenai kesehatan anak, apakah kita lebih percaya dengan dokter anak atau orang yang tidak punya latar belakang pendidikan kesehatan tetapi menulis blog tentang kesehatan anak? Tentu kita dan bukan hanya kita, orang lain pun akan lebih mempercayai informasi yang ditulis atau berasal dari seorang dokter anak.

    -    Penyedia informasi
    Penyedia informasi dalam hal ini adalah penyedia informasi bagi si pencipta informasi. Hal ini berkaitan juga dengan sudut pandang dari si pencipta informasi, dan apakah informasi yang ditulis atau dibuat adalah informasi yang subjektif atau objektif. Mungkin pada awalnya akan sedikit sulit untuk mengetahuinya, namun jika kita jeli dan seiring dengan pengalaman, kita akan bisa mengetahuinya. Misalnya, informasi yang membandingkan suatu produk, jika ada sponsor maka ada kemungkinan ada unsur subjektifitas disana, karena kemungkinan informasi tersebut memihak pada sponsor. Lain misalnya dengan informasi yang membandingkan suatu produk tanpa ada sponsor, maka informasi tersebut lebih lebih objektif.

    -    Alasan mengapa suatu informasi disajikan
    Informasi mengenai alasan mengapa suatu informasi disajikan dan siapa yang mendukungnya juga sebaiknya diketahui. Misalnya ahli kebugaran yang sama-sama memiliki nama besar, yang satu memberikan informasi mengenai khasiat suatu suplemen pelangsing dengan alasan atau maksud dibalik itu adalah untuk menjual suplemen. Tentu saja ahli tersebut akan cenderung berpihak pada produk suplemen yang dia jual. Sementara ahli kebugaran lain, yang sama sekali tidak menjual produk suplemen dan memberikan informasi tanpa memihak. Tentu saja informasi yang disajikan berbeda.

    -    Sasaran
    Sasaran dari suatu informasi juga mempengaruhi kualitas informasi. Jika sasaran dari pemberian informasi adalah kalangan akademisi, tentu saja informasi yang disajikan lebih bersifat ilmiah dan dengan menggunakan bahasa yang ilmiah juga. Lain misalnya sasaran pemberian informasi adalah anak-anak, tentu saja informasi yang diberikan adalah informasi yang sifatnya sederhana bahkan kadang ditambahkan dengan desain penyajian informasi yang menarik perhatian. Perbedaan sasaran pemberian informasi ini juga kadang mempengaruhi bahasa, subjek, kedalaman serta akurasi.

    -    Kekinian
    Kekinian berkaitan dengan kapan informasi yang kita cari diciptakan. Namun, bukan berarti informasi yang telah lampau tidak berkualitas, karena ada bidang pengetahuan yang memang memerlukan informasi yang telah lampu, misalnya bidang sejarah, arkeologi, dan sebagainya. Sebaliknya, ada bidang yang memang memerlukan informasi yang paling terbaru, contohnya dalam bidang kedokteran dan teknologi.

    Komentar