Layanan anak di Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah ditempatkan di ruang layanan anak atau biasa disebut dengan Rumah Belajar Modern yang dijaga oleh dua pustakawan. Letak RBM berada di lantai satu, tepatnya di sebelah kiri area layanan keanggotaan. Penempatan ini disesuaikan dengan target pemustaka layanan anak yang mayoritas adalah anak-anak. Dengan lokasi yang strategis, layanan anak di RBM dapat dengan mudah diakses oleh pemustaka anak tanpa harus menaiki tangga terlebih dahulu. Pertimbangan lain penempatan ini juga agar kebisingan yang dihasilkan oleh pemustaka di ruang ini tidak mengganggu ke pemustaka di ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan. Tidak ada pengecualian bagi siapapun yang ingin masuk ke ruang ini, karena semua pemustaka dapat mendapatkan layanan anak tanpa menjadi anggota perpustakaan. Pihak Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah juga tidak membatasi bagi orang dewasa yang membawa atau tanpa anak untuk masuk ke Rumah Belajar Modern selama di jam operasi layanan anak. Pada hari Senin sampai dengan kamis RBM dibuka 07.00 - 15.30 WIB, Jumat sampai Sabtu pukul Jam 07.00 - 15.00 WIB, dan Minggu pada pukul 09.00 - 15.00 WIB.
Sasaran layanan anak di RBM ini meliputi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), siswa/siswi Taman Kanak-kanak, siswa/siswi Sekolah Dasar dan orang tua pendamping anak-anak. Sehingga segala bentuk keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan layanan anak dibuat juga berdasarkan keempat sasaran tersebut.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan Rumah Belajar Modern antara lain (1) terwujudnya layanan prima di Rumah Belajar Modern; (2) Kebudayaan Jawa Tengah tetap lestari dan dapat di wariskan oleh anak-anak bangsa; (3) Tumbuhnya generasi muda yang mandiri, trampil, dan cinta perpustakaan; (4) Bertambahnya pemustaka anak dan orang tua/ pendamping di rumah belajar modern dari kunjungan setiap hari 60 orang menjadi 100 orang; (5) Terselenggaranya kegiatan kursus-kursus yang ada di rumah belajar modern.
Pemustaka RBM Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah terdiri dari siswa/siswa PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA, mahasiswa, sampai pegawai. Selain PAUD, TK, dan SD, kebanyakan dari mereka merupakan pengantar anak-anak tersebut. Terdapat dua jenis kunjungan pemustaka ke RBM ini, yaitu kunjungan individu dan kunjungan dalam bentuk masal.
Pada kunjungan masal, setiap institusi diwajibkan untuk mengirimkan surat izin terlebih dahulu agar waktu kunjungan dapat dicatat oleh pustakawan RBM. Hal ini dikarenakan upaya yang juga dilakukan pihak perpustakaan dengan bekerja sama dengan Sekolah-Sekolah di Jawa Tengah untuk menanamkan budaya ke perpustakaan kepada setiap murid.
Rata-rata, dalam setahun RBM dapat mendapatkan 30 sampai 60 kunjungan, dengan peserta masing-masing 20 sampai dengan 200 orang. Untuk kunjungan yang lebih dari 100 orang biasanya perpustakaan membaginya menjadi dua hari. Pada tahun 2012 mencapai angka 48.090 orang. Sementara pada 6 bulan pertama di tahun 2013, pengunjung RBM telah mencapai 29.070 dengan grafik sebagai berikut.
RBM didesain dengan tampilan yang penuh warna. Hal ini dilakukan agar para pemustakanya yang sebagian besar anak-anak merasa nyaman berlama-lama di ruangan ini. Di dalam ruangan ini, seluruh dinding, tiang dan atap digambarkan pemandangan yang ada di alam bebas beserta binatang-binatang yang memiliki habitat di tempat tersebut. Terdapat tiga pemandangan yang dilukiskan pada seluruh dinding perpustakaan, yaitu gunung, hutan, dan laut. Khusus untuk bagian atap, pihak perpustakaan menghiasinya dengan gambar langit beserta awan-awannya. Bukan hanya dinding, Dengan gambar ini, perpustakaan berharap dapat memancing rasa keingintahuan setiap anak terhadap apa yang ditangkap oleh kedua matanya.
Khusus untuk ruang ini, Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat juga memberikan aturan bagi setiap pemustaka agar selalu melepas alas kaki yang dipakai dan menempatkannya di rak sepatu yang telah disediakan. Aturan ini diberlakukan dengan tujuan aga alas kaki pemustaka tidak mengotori alas karpet yang menutupi seluruh lantai RBM. Di awal masa pemberlakuannya, terdapat pemustaka-pemustaka yang melakukan protes terhadap aturan ini. Namun, seiring berjalannya waktu pemustaka juga menyetujui aturan tersebut.
RBM berukuran cukup besar untuk sebuah ruang layanan anak, yaitu 18 x 10 m2. Dengan ukuran sebesar ini, RBM terbukti mampu menampung 100 orang lebih dalam beberapa kali menerima kunjungan dari luar. Bukan hanya karena luasnya, kenyamanan di ruang ini juga dibantu oleh dua fasilitas Air Conditioner yang disediakan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Terdapat berbagai manfaat yang dapat didapatkan pemustaka dalam layanan anak Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat. Dengan adanya layanan anak di Rumah Belajar Modern ini setiap pengunjung dapat mendapatkan.
1. Story Telling
Story telling merupakan program yang diberikan pustakawan di layanan anak dengan menceritakan cerita-cerita yang berasal dari buku bacaan di RBM. Adapun kriteria cerita yang menjadi bahan story telling harus cerita yang memiliki alur cerita sederhana dan nilai moral yang baik. Dengan memanfaatkan program ini, Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah berharap setiap anak dapat mencontoh nilai-nilai moral, khususnya kebiasaan membaca dan datang ke perpustakaan, yang telah ditekankan ketika pustakawan bercerita. Tidak ada koleksi di ruang ini yang dapat dibawa pulang oleh pemustakanya. Seluruh koleksi anak tercampur dengan koleksi remaja di ruang koleksi remaja. Sehingga pustakawan tidak memiliki banyak bahan dalam memilih buku materi story telling. Untuk membuat variasi, pustakawan biasanya menambahkan dan mengimprovisasi dengan mengaitkan cerita di dunia nyata.
Tidak semua sasaran layanan anak yang dapat memanfaatkan program ini, karena hanya diperuntukkan bagi anak-anak PAUD dan Taman Kanak-kanak yang sedang melakukan kunjungan. Jika ada, ketika anaknya sedang ada di program ini biasanya pihak perpustakaan memberikan layanan pendidikan pengguna seadanya ke setiap orang tua. Hal ini terkait waktu program story telling yang hanya menghabiskan waktu 5 – 10 menit. Waktu yang digunakan untuk story telling tidak banyak, karena pihak perpustakaan menghindari adanya kebosanan di dalam diri pemustaka yang hadir.
2. Pemutaran Film
Layanan pemutaran film merupakan salah satu layanan di layanan anak RBM yang memfasilitasi pemustakanya untuk melihat film-film berbasis perngetahuan. Layanan ini diperuntukkan bagi umum tanpa pengecualian. Setiap ada kunjungan tingkat PAUD, TK, dan SD ke perpustakaan, layanan pemutaran film selalu diberikan oleh pustakawan. Setelah selesai, akan ada sesi pembahasan tentang film tersebut. Layanan ini juga bisa didapatkan oleh masyarakat umum yang datang secara individu. Namun, pemutaran film akan dimulai ketika RBM telah dianggap ribut. Layanan ini menjadi satu solusi bagi pustakawan untuk menenangkan kondisi di RBM. Biasanya, pemustaka anak yang sedang bermain akan lebih tenang ketika film ini dimulai. Masalah yang ada pada layanan ini adalah terbatasnya koleksi audio visual yang ditempatkan di RBM ini. Sama seperti story telling, pustakawan mengimprovisasi pemutaran film ini dengan tanya jawab mengenai film yang sedang diputar. Hal ini dilakukan agar tidak ada yang merasa bosan selama film ini berlangsung.
3. Konseling
Layanan konseling disediakan bagi pemustaka yang meminta informasi tentang perpustakaan dan bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan belajar. Layanan ini akan diberikan oleh pustakawan yang berada di layanan anak. Untuk bisa menjalankan tugas ini dengan baik, pustakawan layanan ana juga dituntut untuk sering membaca informasi-informasi mengenai anak-anak.
4. Wisata Perpustakaan
Wisata perpustakaan merupakan layanan yang mengenalkan pemustaka TK, SD, dan terkadang SMP dengan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dengan adanya wisata ini, pemustaka dapat berkeliling memasuki seluruh tempat-tempat di perpustakaan dari lantai 1–3. Nama wisata perpustakaan sendiri digunakan untuk mengubah pola pikir pemustaka anak tentang kegiatan yang akan mereka ikuti. Umumnya, dari seluruh peserta yang mengikuti ke dalam beberapa grup tergantung jumlah pemustaka yang hadir.
Sepanjang berlangsungnya kegiatan wisata perpustakaan pustakawan menjelaskan seluruh informasi tentang seluruh area dan ruang di perpustakaan. Karena pemustaka anak yang belum mengenal kosa kata yang terlalu sulit, maka pustakawan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah mengganti beberapa hal di dalam perpustakaan dengan bahasa yang sederhana. Contohnya, ketika memasuki ruang preservasi, maka nama ruang ini akan diubah menjadi bengkel buku. Hal ini dilakukan agar pemustaka anak dapat menerima apa yang dijelaskan oleh pustakawan dengan baik. Pustakawan juga selalu memberikan doktrin-doktrin kepada seluruh pemustaka anak untuk datang ke perpustakaan dengan mengajak orang tuanya atau siapapun yang bisa mengantarkannya.
5. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar Rumah Belajar Modern diperuntukkan bagi pemustaka tingkat Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak. Penyelenggaraan bimbingan belajar ini disesuaikan dengan tingkat pemustaka perpustakaan. Untuk tingkat TK, materi bimbingan belajar ditentukan oleh tutor yang mengajar dalam program ini. Untuk tingkat SD, pemustaka dapat memilih mata pelajaran apa yang ingin dibahas dalam setiap sesi. Biasanya pemustaka tingkat SD membawa buku-buku pelajaran mereka sendiri sebagai sumber materinya. Perkembangan pendidikan yang cukup cepat dan padatnya waktu seluruh pustakawan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah membuat layanan ini kurang memungkinkan untu diambil alih sendiri oleh perpustakaan Untuk memaksimalkan hasilnya, pihak perpustakaan dalam menangani bimbingan belajar ini bekerja sama dengan guru TK sukarelawan dan membayar guru di salah satu SD dekat Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
6. Kursus Bahasa Inggris
Sama dengan bimbingan belajar, perpustakaan menyelenggarakan kursus bahasa Inggris berdasarkan tingkat pendidikan. Pada tingkat TK, kursus bahasa Inggris diadakan setiap hari Minggu pukul 09.00–10.00. Tutor kursus bahasa Inggris juga diambil alih oleh guru TK yang bekerja secara sukarela. Pada tingkat SD, program ini diadakan di hari yang sama mulai pukul 10.00-11.00 dengan membayar tutor dari luar perpustakaan.
7. Kursus Menggambar
Program kursus menggambar juga diperuntukkan bagi TK dan SD setempat. Namun perbadaannya, perpustakaan tidak membedakan jenjang pemustaka dalam penyelenggaraan program ini. Sehingga pada setiap sesinya, program ini diikuti oleh pemustaka TK dan SD secara bersamaan. Program ini diadakan khusus pada hari sabtu pukul 12.00-13.00 juga dengan membayar tutor dari luar. Segala peralatan biasanya sudah dibawa sendiri oleh pemustaka dari rumahnya masing-masing mulai dari pensil, buku gambar, sampai dengan meja gambar. Untuk pemustaka yang tidak membawa peralatan, perpustakaan menyediakan alat-alat yang dapat digunakan dengan jumlah yang terbatas.
8. Kursus Tari
Kursus tari perpustakaan diadakan dalam rangka menjaga kebudayaan Jawa Tengah. Sesuai tujuannya, dalam program ini perpustakaan mengajarkan tarian-tarian tradisional dan kreasi baru Jawa. Kreasi baru Jawa merupakan tarian-tarian tradisional yang telah sedikit diaransemen tanpa mengurangi nilai-nilai tarian secara keseluruhan ataupun secara khusus di setiap gerakan. Rata-rata, satu materi tarian diajarkan 3 minggu berturut-turut. Setelah tiga minggu, materi kursus berganti, namun dengan sedikit mengulang materi sebelumnya. Kursus ini diadakan setiap hari Sabtu pada pukul 13.30-15.00 dengan guru tari yang juga diambil dari luar perpustakaan. Sama dengan kursus menggambar, peralatan kursus tari juga dibawa sendiri oleh pemustaka dan diselenggarakan tanpa memisahkan jenjang pendidikan pemustaka.
9. Permainan Edukatif
Dengan layanan permainan edukatif yang ada di RBM, pemustaka dapat bermain sambil belajar di perpustakaan. Secara umum, layanan anak Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah menyediakan dua jenis permainan edukatif, yaitu permainan konvensional dan perrmainan berbasis TI. Dengan jumlah yang cukup banyak dan jenis yang beragam membuat pemustaka anak yang datang lebih bebas dalam memilih permainan konvensional yang disukai. Untuk permainan berbasis TI, perpustakaan menyediakan enam perangkat komputer yang berisi permainan-permainan edukatif. Dengan adanya layanan ini, perpustakaan dapat merangsang otak tanpa melakukan paksaan kepada pemustaka anak. Terbatasnya alat peraga dan permainan edukatif anak-anak membuat pustakawan membuat peraturan tidak tertulis yang harus dipatuhi oleh pemustaka. Peraturan yang pertama, pemustaka yang sudah masuk ke tingkat SD dan berbadan tidak diperbolehkan menaiki permainan-permainan yang bisa ditunggangi. Hal ini agar kerusakan yang terjadi pada koleksi mainan di RBM dapat diminimalisir. Kedua, pustakawan juga menghimbau agar setiap mainan yang dimainkan oleh setiap anak harus dikembalikan ke tempat semula. Dengan begini, resiko hilangnya bagian-bagian dari koleksi mainan dapat diminimalisir.
Tidak semua fasilitas yang ada di RBM Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan pemberian dari Pemerintah Daerah Jawa Tengah. Anggaran yang tidak jelas dari untuk layanan anak memaksa pihak perpustakaan mengajukan proposal-proposal donasi kepada lembaga yang dinilai mampu menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Dalam pembentukan RBM, awalnya sebagian fasilitas anak diberikan oleh Coca Cola Foundation. Pemberian ini bertujuan agar Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat memiliki modal awal dalam pengembangan layanan anak.
Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat juga mengajukan proposal donasi kepada Bank Indonesia. Hasilnya, Perpustakaan mendapatkan seluruh karpet yang menutupi lantai RBM di area permainan konvensional dan pemutaran film. Kerja sama terakhir dilakukan RBM dengan IBM. Hasilnya, IBM memberikan seluruh permainan berbasis TI yang ada di RBM Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Akses:
Jl. Sriwijaya No.29A Semarang Jawa Tengah
Sasaran layanan anak di RBM ini meliputi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), siswa/siswi Taman Kanak-kanak, siswa/siswi Sekolah Dasar dan orang tua pendamping anak-anak. Sehingga segala bentuk keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan layanan anak dibuat juga berdasarkan keempat sasaran tersebut.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan Rumah Belajar Modern antara lain (1) terwujudnya layanan prima di Rumah Belajar Modern; (2) Kebudayaan Jawa Tengah tetap lestari dan dapat di wariskan oleh anak-anak bangsa; (3) Tumbuhnya generasi muda yang mandiri, trampil, dan cinta perpustakaan; (4) Bertambahnya pemustaka anak dan orang tua/ pendamping di rumah belajar modern dari kunjungan setiap hari 60 orang menjadi 100 orang; (5) Terselenggaranya kegiatan kursus-kursus yang ada di rumah belajar modern.
Pemustaka RBM Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah terdiri dari siswa/siswa PAUD, TK, SD, SLTP, SLTA, mahasiswa, sampai pegawai. Selain PAUD, TK, dan SD, kebanyakan dari mereka merupakan pengantar anak-anak tersebut. Terdapat dua jenis kunjungan pemustaka ke RBM ini, yaitu kunjungan individu dan kunjungan dalam bentuk masal.
Pada kunjungan masal, setiap institusi diwajibkan untuk mengirimkan surat izin terlebih dahulu agar waktu kunjungan dapat dicatat oleh pustakawan RBM. Hal ini dikarenakan upaya yang juga dilakukan pihak perpustakaan dengan bekerja sama dengan Sekolah-Sekolah di Jawa Tengah untuk menanamkan budaya ke perpustakaan kepada setiap murid.
Rata-rata, dalam setahun RBM dapat mendapatkan 30 sampai 60 kunjungan, dengan peserta masing-masing 20 sampai dengan 200 orang. Untuk kunjungan yang lebih dari 100 orang biasanya perpustakaan membaginya menjadi dua hari. Pada tahun 2012 mencapai angka 48.090 orang. Sementara pada 6 bulan pertama di tahun 2013, pengunjung RBM telah mencapai 29.070 dengan grafik sebagai berikut.
RBM didesain dengan tampilan yang penuh warna. Hal ini dilakukan agar para pemustakanya yang sebagian besar anak-anak merasa nyaman berlama-lama di ruangan ini. Di dalam ruangan ini, seluruh dinding, tiang dan atap digambarkan pemandangan yang ada di alam bebas beserta binatang-binatang yang memiliki habitat di tempat tersebut. Terdapat tiga pemandangan yang dilukiskan pada seluruh dinding perpustakaan, yaitu gunung, hutan, dan laut. Khusus untuk bagian atap, pihak perpustakaan menghiasinya dengan gambar langit beserta awan-awannya. Bukan hanya dinding, Dengan gambar ini, perpustakaan berharap dapat memancing rasa keingintahuan setiap anak terhadap apa yang ditangkap oleh kedua matanya.
Khusus untuk ruang ini, Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat juga memberikan aturan bagi setiap pemustaka agar selalu melepas alas kaki yang dipakai dan menempatkannya di rak sepatu yang telah disediakan. Aturan ini diberlakukan dengan tujuan aga alas kaki pemustaka tidak mengotori alas karpet yang menutupi seluruh lantai RBM. Di awal masa pemberlakuannya, terdapat pemustaka-pemustaka yang melakukan protes terhadap aturan ini. Namun, seiring berjalannya waktu pemustaka juga menyetujui aturan tersebut.
RBM berukuran cukup besar untuk sebuah ruang layanan anak, yaitu 18 x 10 m2. Dengan ukuran sebesar ini, RBM terbukti mampu menampung 100 orang lebih dalam beberapa kali menerima kunjungan dari luar. Bukan hanya karena luasnya, kenyamanan di ruang ini juga dibantu oleh dua fasilitas Air Conditioner yang disediakan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Terdapat berbagai manfaat yang dapat didapatkan pemustaka dalam layanan anak Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat. Dengan adanya layanan anak di Rumah Belajar Modern ini setiap pengunjung dapat mendapatkan.
1. Story Telling
Story telling merupakan program yang diberikan pustakawan di layanan anak dengan menceritakan cerita-cerita yang berasal dari buku bacaan di RBM. Adapun kriteria cerita yang menjadi bahan story telling harus cerita yang memiliki alur cerita sederhana dan nilai moral yang baik. Dengan memanfaatkan program ini, Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah berharap setiap anak dapat mencontoh nilai-nilai moral, khususnya kebiasaan membaca dan datang ke perpustakaan, yang telah ditekankan ketika pustakawan bercerita. Tidak ada koleksi di ruang ini yang dapat dibawa pulang oleh pemustakanya. Seluruh koleksi anak tercampur dengan koleksi remaja di ruang koleksi remaja. Sehingga pustakawan tidak memiliki banyak bahan dalam memilih buku materi story telling. Untuk membuat variasi, pustakawan biasanya menambahkan dan mengimprovisasi dengan mengaitkan cerita di dunia nyata.
Tidak semua sasaran layanan anak yang dapat memanfaatkan program ini, karena hanya diperuntukkan bagi anak-anak PAUD dan Taman Kanak-kanak yang sedang melakukan kunjungan. Jika ada, ketika anaknya sedang ada di program ini biasanya pihak perpustakaan memberikan layanan pendidikan pengguna seadanya ke setiap orang tua. Hal ini terkait waktu program story telling yang hanya menghabiskan waktu 5 – 10 menit. Waktu yang digunakan untuk story telling tidak banyak, karena pihak perpustakaan menghindari adanya kebosanan di dalam diri pemustaka yang hadir.
2. Pemutaran Film
Layanan pemutaran film merupakan salah satu layanan di layanan anak RBM yang memfasilitasi pemustakanya untuk melihat film-film berbasis perngetahuan. Layanan ini diperuntukkan bagi umum tanpa pengecualian. Setiap ada kunjungan tingkat PAUD, TK, dan SD ke perpustakaan, layanan pemutaran film selalu diberikan oleh pustakawan. Setelah selesai, akan ada sesi pembahasan tentang film tersebut. Layanan ini juga bisa didapatkan oleh masyarakat umum yang datang secara individu. Namun, pemutaran film akan dimulai ketika RBM telah dianggap ribut. Layanan ini menjadi satu solusi bagi pustakawan untuk menenangkan kondisi di RBM. Biasanya, pemustaka anak yang sedang bermain akan lebih tenang ketika film ini dimulai. Masalah yang ada pada layanan ini adalah terbatasnya koleksi audio visual yang ditempatkan di RBM ini. Sama seperti story telling, pustakawan mengimprovisasi pemutaran film ini dengan tanya jawab mengenai film yang sedang diputar. Hal ini dilakukan agar tidak ada yang merasa bosan selama film ini berlangsung.
3. Konseling
Layanan konseling disediakan bagi pemustaka yang meminta informasi tentang perpustakaan dan bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan belajar. Layanan ini akan diberikan oleh pustakawan yang berada di layanan anak. Untuk bisa menjalankan tugas ini dengan baik, pustakawan layanan ana juga dituntut untuk sering membaca informasi-informasi mengenai anak-anak.
4. Wisata Perpustakaan
Wisata perpustakaan merupakan layanan yang mengenalkan pemustaka TK, SD, dan terkadang SMP dengan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah. Dengan adanya wisata ini, pemustaka dapat berkeliling memasuki seluruh tempat-tempat di perpustakaan dari lantai 1–3. Nama wisata perpustakaan sendiri digunakan untuk mengubah pola pikir pemustaka anak tentang kegiatan yang akan mereka ikuti. Umumnya, dari seluruh peserta yang mengikuti ke dalam beberapa grup tergantung jumlah pemustaka yang hadir.
Sepanjang berlangsungnya kegiatan wisata perpustakaan pustakawan menjelaskan seluruh informasi tentang seluruh area dan ruang di perpustakaan. Karena pemustaka anak yang belum mengenal kosa kata yang terlalu sulit, maka pustakawan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah mengganti beberapa hal di dalam perpustakaan dengan bahasa yang sederhana. Contohnya, ketika memasuki ruang preservasi, maka nama ruang ini akan diubah menjadi bengkel buku. Hal ini dilakukan agar pemustaka anak dapat menerima apa yang dijelaskan oleh pustakawan dengan baik. Pustakawan juga selalu memberikan doktrin-doktrin kepada seluruh pemustaka anak untuk datang ke perpustakaan dengan mengajak orang tuanya atau siapapun yang bisa mengantarkannya.
5. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar Rumah Belajar Modern diperuntukkan bagi pemustaka tingkat Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak. Penyelenggaraan bimbingan belajar ini disesuaikan dengan tingkat pemustaka perpustakaan. Untuk tingkat TK, materi bimbingan belajar ditentukan oleh tutor yang mengajar dalam program ini. Untuk tingkat SD, pemustaka dapat memilih mata pelajaran apa yang ingin dibahas dalam setiap sesi. Biasanya pemustaka tingkat SD membawa buku-buku pelajaran mereka sendiri sebagai sumber materinya. Perkembangan pendidikan yang cukup cepat dan padatnya waktu seluruh pustakawan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah membuat layanan ini kurang memungkinkan untu diambil alih sendiri oleh perpustakaan Untuk memaksimalkan hasilnya, pihak perpustakaan dalam menangani bimbingan belajar ini bekerja sama dengan guru TK sukarelawan dan membayar guru di salah satu SD dekat Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
6. Kursus Bahasa Inggris
Sama dengan bimbingan belajar, perpustakaan menyelenggarakan kursus bahasa Inggris berdasarkan tingkat pendidikan. Pada tingkat TK, kursus bahasa Inggris diadakan setiap hari Minggu pukul 09.00–10.00. Tutor kursus bahasa Inggris juga diambil alih oleh guru TK yang bekerja secara sukarela. Pada tingkat SD, program ini diadakan di hari yang sama mulai pukul 10.00-11.00 dengan membayar tutor dari luar perpustakaan.
7. Kursus Menggambar

8. Kursus Tari
Kursus tari perpustakaan diadakan dalam rangka menjaga kebudayaan Jawa Tengah. Sesuai tujuannya, dalam program ini perpustakaan mengajarkan tarian-tarian tradisional dan kreasi baru Jawa. Kreasi baru Jawa merupakan tarian-tarian tradisional yang telah sedikit diaransemen tanpa mengurangi nilai-nilai tarian secara keseluruhan ataupun secara khusus di setiap gerakan. Rata-rata, satu materi tarian diajarkan 3 minggu berturut-turut. Setelah tiga minggu, materi kursus berganti, namun dengan sedikit mengulang materi sebelumnya. Kursus ini diadakan setiap hari Sabtu pada pukul 13.30-15.00 dengan guru tari yang juga diambil dari luar perpustakaan. Sama dengan kursus menggambar, peralatan kursus tari juga dibawa sendiri oleh pemustaka dan diselenggarakan tanpa memisahkan jenjang pendidikan pemustaka.
9. Permainan Edukatif
Dengan layanan permainan edukatif yang ada di RBM, pemustaka dapat bermain sambil belajar di perpustakaan. Secara umum, layanan anak Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah menyediakan dua jenis permainan edukatif, yaitu permainan konvensional dan perrmainan berbasis TI. Dengan jumlah yang cukup banyak dan jenis yang beragam membuat pemustaka anak yang datang lebih bebas dalam memilih permainan konvensional yang disukai. Untuk permainan berbasis TI, perpustakaan menyediakan enam perangkat komputer yang berisi permainan-permainan edukatif. Dengan adanya layanan ini, perpustakaan dapat merangsang otak tanpa melakukan paksaan kepada pemustaka anak. Terbatasnya alat peraga dan permainan edukatif anak-anak membuat pustakawan membuat peraturan tidak tertulis yang harus dipatuhi oleh pemustaka. Peraturan yang pertama, pemustaka yang sudah masuk ke tingkat SD dan berbadan tidak diperbolehkan menaiki permainan-permainan yang bisa ditunggangi. Hal ini agar kerusakan yang terjadi pada koleksi mainan di RBM dapat diminimalisir. Kedua, pustakawan juga menghimbau agar setiap mainan yang dimainkan oleh setiap anak harus dikembalikan ke tempat semula. Dengan begini, resiko hilangnya bagian-bagian dari koleksi mainan dapat diminimalisir.
Tidak semua fasilitas yang ada di RBM Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan pemberian dari Pemerintah Daerah Jawa Tengah. Anggaran yang tidak jelas dari untuk layanan anak memaksa pihak perpustakaan mengajukan proposal-proposal donasi kepada lembaga yang dinilai mampu menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Dalam pembentukan RBM, awalnya sebagian fasilitas anak diberikan oleh Coca Cola Foundation. Pemberian ini bertujuan agar Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah dapat memiliki modal awal dalam pengembangan layanan anak.
Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat juga mengajukan proposal donasi kepada Bank Indonesia. Hasilnya, Perpustakaan mendapatkan seluruh karpet yang menutupi lantai RBM di area permainan konvensional dan pemutaran film. Kerja sama terakhir dilakukan RBM dengan IBM. Hasilnya, IBM memberikan seluruh permainan berbasis TI yang ada di RBM Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Akses:
Jl. Sriwijaya No.29A Semarang Jawa Tengah
oleh Rizky Catur Utomo
Komentar
Posting Komentar