Sejarah singkat Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Aceh

Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pertama kali berdiri pada tahun 1969. Pada tahun tersebut nama Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Aceh masih bernama Perpustakaan Negara. Lokasi Perpustakaan Negara berada pada Kantor Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Daerah Istimewa Aceh. Dengan luas ruangan seluas 12m2 Perpustakaan Negara memiliki 80 eksemplar koleksi dan dikelola oleh dua orang pegawai.

Kemudian 10 tahun setelahnya tepat pada tanggal 29 Oktober 1979 Perpustakaan Negara berganti nama menjadi Perpustakaan Wilayah. Perubahan tersebut didasarkan pada keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  nomor 8429/c/cB.3/1979.  Tepat 10 tahun setelah perubahan nama tersebut Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan nomor 11/1989 menyatakan bahwa Perpustakaan Wilayah berubah nama menjadi Perpustakaan Daerah sehingga pada tahun 1989 Perpustakaan Wilayah Aceh berubah nama menjadi Perpustakaan Daerah.

Kemudian pada tahun 1997 terbit Keputusan Presiden nomor 50 tahun 1997 tentang perubahan struktur organisasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang mengakibatkan perubahan nama Perpustakaan Daerah menjadi Perpustakaan Nasional Daerah Istimewa Aceh. 

Gedung BAPD Provinsi Aceh Pasca Tsunami
Pada tahun 2001 Terbit Peraturan Daerah Nomor 39 Tahun 2001 yang mengatur Perpustakaan Daerah Istimewa Aceh menjadi salah satu lembaga daerah  dengan nama Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Perubahan terakhir pada Tahun 2007 dimana dampak UUD Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh melahirkan Qanun Nomor 5 Tahun 2007 mengenai Perubahan Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah sehingga Badan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mengganti namanya dengan Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Provinsi Aceh. pada tahun 2006 itu juga BAPD Provinsi Aceh mengalami musibah Tsunami, namun melalui musibah tersebut ada pustakawan yang menerima penghargaan dari CNN untuk pengabdiannya dalam menyelamatkan koleksi yang masih tersisa

oleh Mhd. Ansyari Tantawi

Komentar