Terbakarnya arsip FISIP UI

Gedung C FISIP UI

Pagi tanggal 7 Januari 2014, sebuah kabar mengejutkan datang. Gedung C FISIP UI terbakar. Sayangnya salah satu ruangan di gedung tersebut adalah ruangan arsip FISIP UI. Saat melihat kondisi gedungnya, saya pesimis karena kecil sekali kemungkinan ada arsip yang terelamatkan.

Hari itu saya tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 07.30 pagi. Sementara saya mendapatkan kabar pada sekitar pukul 07.00 pagi. Sesampainya di lokasi kejadian, para pemadam masih berusaha memadamkan api.

Menurut keterangan beberapa orang, penyebab kebakaran adaalah korsleting listrik. Ada yang mengatakan bahwa salah satu office boy pagi itu menyalakan AC, lalu meninggalkan ruangan untuk membersihkan ruangan lainnya. Tidak lama setelah itu, tiba-tiba office boy tersebut sudah melihat asap yang tebal berasal dari ruangan tempat dia menyalakan AC. Dia berusaha untuk masuk, tetapi karena api cukup besar, menyebabkan pintu menjadinsangat pans. Akhirnya diapun menyelamatkan dirinya.

Ketika api sudah berhasil dipadamkan, ada sebuah tim yang masuk kembali ke dalam untuk memeriksa. Setelah mereka memeriksa, salah seorang tim arsip pun menanyakan mengenai kondisi arsip yang disimpan di dalam Roll O'pac. Dan menurut tim tersebut, semua arsipnya sudah musnah.

Cukup menyedihkan, tapi tetap bersyukur karena tidak ada korban jiwa dan tidak ada barang pribadi yang tersimpan di ruang arsip kecuali sandal jepit, sepatu wedges, kaleng kerupuk, sepatu futsal, baju, seperangkat alat shalat serta kaleng keeupuk.

Jika dilihat dari sisi pengamanan gedung, yaitu tidak adanya water sprinkler serta tempat penyimpanan arsip yang tidak tahan api. Padahal seharusnya ruang arsip adalah ruangan yang paling aman.

Kejadian ini seolah membuka mata bahwa ruang arsip seharusnya memiliki keamanan yang sangat baik. Tidak hanya keamanan dari bencana alam, tapi juga keamanan dari pencurian serta akses oleh pihak-pihak yang tidak berhak.

Saat ini yang bisa dilakukan adalah bagaimana tindakan pasca kejadian dan bagaimana sikap pimpinan. Sejauh ini, sikap pimpinan masih mengutamakan tindakan darurat yang harus diambil. Semoga dengan kejadian ini, semua pihak dapat mengambil pelajaran.

Oleh:Haryo Nurtiar