Mengunjungi 3 museum di Jakarta - Part 2

Museum Bank Mandiri


Setelah keluar dari terowongan bawah tanah, kami lalu belok ke kanan. Tidak jauh dari pintu terowongan, kami sampai di depan pintu Museum Bank Mandiri. Lalu kami masuk ke dalam melewati tangga.
sumber jalaner.blogspot.com

Kesan pertama saat memasuki museum tersebut adalah kesan bangungan kolonial yang sangat kental. Karena memang museum ini menggunakan bangunan tua, yang dimasa lalu merupakan bangunan milik Belanda.

Kami menuju ke loket, dan dikenai biaya sebesar Rp 2000. Tetapi untuk pelajar dan mahasiswa gratis, cukup dengna menunjukkan kartu pelajar atau mahasiswa. Di dalam museum tersebut terlihat bagaimana arsitektur dari sebuah bank di masa lalu. Dan setelah membayar tiket masuk, kami langsung menyadari kekurangan dari museum tersebut yaitu tidak adanya petunjuk arah. Kemana kami harus pergi terlebih dahulu.

Lalu kami putuskan untuk pergi ke arah kanan, dan kami pun menemukan sebuah peta dari museum tersebut. Tetapi, peta tersebut masih kurang jelas dan sama sekali tidak menunjukkan jumlah lantai di museum. Padahal kami jelas-jelas melihat tangga ke atas.

Akhirnya kami putuskan untuk berkeliling-keliling saja mengikuti naluri. Oh iya, sebelum masuk ke dalam museum kami juga membaca larangan menyentuh koleksi museum. Tetapi dari semua koleksinya, ada yang diberikan penutup kaca atau pembatas, ada juga yang tidak diberikan pembatas, seolah-olah kita diizinkan untuk menyentuh. Jadi, kami sedikit bingung apakah boleh disentuh atau tidak. Dan itu menjadi kekurangan berikutnya.

Kami berkeliling tidak hanya di lantai dasar, tetapi juga di lantai bawah, lantai 1 dan lantai 2. Kami sama sekali tidak mengetahui apa saja koleksi yang terdapat di lantai-lantai tersebut, karena sama sekali tidak ada petunjuknya.

Dari semua lantai yang ada di Museum Bank Mandiri, lantai bawahlah yang paling menarik, karena kita bisa melihat langsung kondisi di dalam brankas sebuah bank, meskipun bukan bank modern. Selain itu ada beberapa replika uang dan emas di lantai bawah.

Namun, ruangan yang cukup menarik perhatian kami adalah ruangan ibadah haji. Saat kami masuk ke dalamnya, tiba-tiba diputarkan rekaman salawat untuk pergi haji. Sepertinya memang ruangan ini dilengkapi dengan sensor gerak. Sehingga jika ada orang yang masuk ke dalam ruangan ini, otomatis akan diputarkan rekaman salawat.

Lantai 1 tidak terlalu menarik, sedangkan lantai 2 bisa dikatakan tidak ada apa-apa selain ruangan kosong. Secara umum, kami cukup kecewa dengan kondisi Museum Bank Mandiri.


Komentar